Tongkrongan Cabe Cabean dan Tante Girang
Jumat, 07 Agustus 2015
Artikel,
Cabe cabean,
Dolly,
Dunia Prostitusi Di Surabaya,
Kupu Kupu Malam,
Taman Bungkul,
Tongkrongan Cabe Cabean,
Tongkrongan Cewek Cabe Cabean,
Tongkrongan Tante Girang,
Tongkrongan Tante Girang Surabaya
Edit
TONGKRONGAN CABE CABEAN DAN TANTE GIRANG - Mau lihat tongkrongan tante girang, cabe cabean ABG dan gay di kota surabaya. Simak penusuran dunia malam esek-esek di surabaya (SBY). Kota Surabaya selalu diidentikkan dengan maraknya praktik prostitusi. Segala macam bentuk prostitusi tersedia di Ibu Kota Jawa Timur ini.
TONGKRONGAN TANTE GIRANG , Dolly misalnya, tempat prostitusi yang kabarnya terbesar se-Asia Tenggara dan dikenal seantero Tanah Air. Meskipun beberapa bulan terakhir, Dolly dinyatakan ditutup oleh pemerintah kota Surabaya.
Namun dunia prostitusi di Surabaya tak berhenti dengan ditutupnya Dolly. Malah semakin marak dan menyebar di tiap sudut kota yang dipimpin oleh Wali Kota Tri Rismaharini ini.
Salah satunya Taman Bungkul, kawasan yang menjadi pusat pedagang kaki lima ini terlihat amat sejuk dan asri untuk bersantai di siang hari. Akan tetapi jika sudah malam, taman ini berubah menjadi tempat transaksi sembunyi-sembunyi pria hidung belang dan wanita pekerja seks komersial.
Ketika hari sudah menunjukkan Pukul 22.00 WIB, mulai banyak para wanita-wanita berpakaian seksi dan ketat dengan wajah penuh bedak make up menghiasi Taman Bungkul. Beragam jenis wanita ada di sana, mulai dari ABG sampai setengah tua terlihat sedang asyik berkelompok sambil memamerkan kemolekan tubuh mereka.
TONGKRONGAN CABE CABEAN
Seorang warga asli Surabaya, Opik mengakui jika Taman Bungkul salah satu tempat berkumpulnya para PSK. Biasanya, kawasan ini dihuni oleh para PSK berusia ABG atau biasa dikenal dengan cabe cabean.
"Di sini banyak cewe-cewe ABG, dibilangnya cabe-cabean. Ajak aja minum (miras), kalau dia suka, malah kadang enggak perlu bayar," ujar Opik
Menurut keterangan Opik yang berprofesi sebagai supir ini, bukan hanya cewek cabe cabean yang menghiasi seputar taman Bungkul ini. Taman yang luasnya kira-kira seperempat lapangan bola ini juga banyak ditongkrongi oleh kaum gay dan tante girang.
Meskipun tidak secara kasat mata, namun sebagai orang yang paham dunia malam, pasti bisa membedakan mana saja yang disebut cewek nakal cabe cabean, gay dan tante girang. Opik menerangkan, tiga kelompok 'penyakit' masyarakat ini punya kode-kode tersendiri untuk mengenal para targetnya.
"Duduk saja di bangku-bangku taman. Nanti juga ada yang dekati," imbuhnya.
Opik menyatakan, transaksi di Taman Bungkul ini memang sembunyi-sembunyi. Sebab, Satpol PPP Pemkot Surabaya terus melototi areal Taman Bangkul. Jika tak pintar-pintar berbaur, maka para PSK usia muda itu bisa saja diamankan petugas.
"Sekarang kan ada cctv-nya di beberapa tempat. Jadi memang harus sembunyi-sembunyi kalau transaksi. Kalau ketahuan, maka masuk karantina," tutur Opik.
Dia menambahkan, khusus untuk pemburu tante girang, punya cara tersendiri. Dia mencontohkan, salah satunya dengan kode rokok yang ditaruh di luar bungkusnya tanpa dibakar dan dihisap.
"Taruh saja dua batang rokok di atas bungkusnya, nongkrong di bangku-bangku taman, nanti tantenya tahu nih. Kalau dia suka didekati, kalau tidak ya tidak," jelas dia.
TONGKRONGAN CABE CABEAN dan TANTE GIRANG
Semakin malam, Taman Bungkul memang semakin ramai didatangi para pemuda, tak hanya wanita, tapi juga laki-laki yang hanya ingin sekedar nongkrong juga berpacaran dengan pasangan. Namun di sini dilarang berbuat mesum karena dijaga ketat oleh Satpol PP.

Jika para hidung belang sudah menemukan cabe-cabean nya atau tante girang, maka selanjutnya dilakukan di hotel-hotel yang berjejer di sekitar pusat kota Surabaya. Satpol PP yang berjaga tentu tak bisa sembarangan menangkap para kupu-kupu malam di sekitar taman, karena mereka berbaur dengan pengunjung taman lainnya.
TONGKRONGAN TANTE GIRANG , Dolly misalnya, tempat prostitusi yang kabarnya terbesar se-Asia Tenggara dan dikenal seantero Tanah Air. Meskipun beberapa bulan terakhir, Dolly dinyatakan ditutup oleh pemerintah kota Surabaya.
Namun dunia prostitusi di Surabaya tak berhenti dengan ditutupnya Dolly. Malah semakin marak dan menyebar di tiap sudut kota yang dipimpin oleh Wali Kota Tri Rismaharini ini.
Salah satunya Taman Bungkul, kawasan yang menjadi pusat pedagang kaki lima ini terlihat amat sejuk dan asri untuk bersantai di siang hari. Akan tetapi jika sudah malam, taman ini berubah menjadi tempat transaksi sembunyi-sembunyi pria hidung belang dan wanita pekerja seks komersial.
Ketika hari sudah menunjukkan Pukul 22.00 WIB, mulai banyak para wanita-wanita berpakaian seksi dan ketat dengan wajah penuh bedak make up menghiasi Taman Bungkul. Beragam jenis wanita ada di sana, mulai dari ABG sampai setengah tua terlihat sedang asyik berkelompok sambil memamerkan kemolekan tubuh mereka.
TONGKRONGAN CABE CABEAN
Seorang warga asli Surabaya, Opik mengakui jika Taman Bungkul salah satu tempat berkumpulnya para PSK. Biasanya, kawasan ini dihuni oleh para PSK berusia ABG atau biasa dikenal dengan cabe cabean.
"Di sini banyak cewe-cewe ABG, dibilangnya cabe-cabean. Ajak aja minum (miras), kalau dia suka, malah kadang enggak perlu bayar," ujar Opik
Menurut keterangan Opik yang berprofesi sebagai supir ini, bukan hanya cewek cabe cabean yang menghiasi seputar taman Bungkul ini. Taman yang luasnya kira-kira seperempat lapangan bola ini juga banyak ditongkrongi oleh kaum gay dan tante girang.
Meskipun tidak secara kasat mata, namun sebagai orang yang paham dunia malam, pasti bisa membedakan mana saja yang disebut cewek nakal cabe cabean, gay dan tante girang. Opik menerangkan, tiga kelompok 'penyakit' masyarakat ini punya kode-kode tersendiri untuk mengenal para targetnya.
"Duduk saja di bangku-bangku taman. Nanti juga ada yang dekati," imbuhnya.
Opik menyatakan, transaksi di Taman Bungkul ini memang sembunyi-sembunyi. Sebab, Satpol PPP Pemkot Surabaya terus melototi areal Taman Bangkul. Jika tak pintar-pintar berbaur, maka para PSK usia muda itu bisa saja diamankan petugas.
"Sekarang kan ada cctv-nya di beberapa tempat. Jadi memang harus sembunyi-sembunyi kalau transaksi. Kalau ketahuan, maka masuk karantina," tutur Opik.
Dia menambahkan, khusus untuk pemburu tante girang, punya cara tersendiri. Dia mencontohkan, salah satunya dengan kode rokok yang ditaruh di luar bungkusnya tanpa dibakar dan dihisap.
"Taruh saja dua batang rokok di atas bungkusnya, nongkrong di bangku-bangku taman, nanti tantenya tahu nih. Kalau dia suka didekati, kalau tidak ya tidak," jelas dia.
TONGKRONGAN CABE CABEAN dan TANTE GIRANG
Semakin malam, Taman Bungkul memang semakin ramai didatangi para pemuda, tak hanya wanita, tapi juga laki-laki yang hanya ingin sekedar nongkrong juga berpacaran dengan pasangan. Namun di sini dilarang berbuat mesum karena dijaga ketat oleh Satpol PP.

Jika para hidung belang sudah menemukan cabe-cabean nya atau tante girang, maka selanjutnya dilakukan di hotel-hotel yang berjejer di sekitar pusat kota Surabaya. Satpol PP yang berjaga tentu tak bisa sembarangan menangkap para kupu-kupu malam di sekitar taman, karena mereka berbaur dengan pengunjung taman lainnya.